Kampus terbaik kelima versi Time Higher Education Asia University Ranking (THE AUR) 2022, Nanyang Technological University (NTU), mengadakan kunjungan ke Universitas Indonesia (UI). Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka proses seleksi host joint institute NTU-Indonesia untuk sustainable growth di Indonesia. Nantinya, kerja sama joint institute ini akan berupa konsorsium beberapa PTN di Indonesia.

Staf Khusus Menteri Bidang Kompetensi dan Manajemen Kemendikbudristek, Pramoda Dei Sudarmo, MBA., MPA., mengatakan bahwa pemerintah mendukung penuh kolaborasi ini dengan catatan UI dan NTU telah menyepakati detail kerja sama antara keduanya.

“Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) siap mendanai kerja sama ini sebagai upaya untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia,” terangnya dikutip dari laman resmi UI, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Nadiem Makarim Bertemu Menteri Pendidikan Singapura, Bahas Apa?
Kerja Sama Apa Saja yang Akan Dibangun?
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc., dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K), menyambut baik kunjungan ini sebagai momen tepat bagi UI dan NTU untuk membahas proposal Joint Collaboration Institute.

Kegiatan site visit ini penting guna mengetahui skema kerja sama yang diinginkan masing-masing universitas. Pada kunjungan ini, dilakukan pertemuan dengan pimpinan PTN dan pimpinan Tim Riset, site visit sarana prasarana, serta Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim Riset.

“Saya rasa ini merupakan inisiatif yang luar biasa dari Kemendikbudristek untuk merealisasikan kerja sama yang dapat terjalin antara UI dan NTU,” ucapnya.

“Dengan berfokus pada tiga isu utama, yaitu renewable energy (energi terbarukan), circular economy (ekonomi sirkular), dan smart city, diharapkan kerja sama yang terjalin kedepannya dapat menguatkan kolaborasi riset antara UI dan NTU,” tambah Prof. Haris.

Kerja Sama Bisa Diperluas ke UGM hingga ITS
Nantinya, proyek penelitian ini akan dipimpin bersama oleh anggota fakultas dari NTU dan UI dalam beberapa kelompok yang disebut Interdisipliner Research Groups (IRGs).

NTU-Indonesia Joint Institute juga akan melibatkan peneliti NTU dan Indonesia yang terdiri atas dosen, mahasiswa pascadoktoral, dan mahasiswa pascasarjana/sarjana untuk bekerja dan berkolaborasi dalam berbagai topik penelitian di masing-masing IRG.

Tidak hanya UI, kerja sama ini juga dapat diperluas ke PTN lain, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan sebagainya.

Fokus Penelitian
Menurut Direktur Center for Independent Learning UI, Fransiskus Astha Ekadiyanto, S.T., M.Sc., ada tiga IRG yang diusulkan UI di NTU-Indonesia Joint Institute, yakni:

1. Sistem dan Teknologi Transisi Energi (Energy Transition System and Technologies/ETSAT)

Transisi energi (ETSAT) berfokus pada pengembangan sistem yang efisien serta teknologi mutakhir.

ETSAT bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi multidisiplin antara peneliti UI dan NTU di beberapa bidang, termasuk bahan canggih untuk energi terbarukan, kendaraan listrik otonom, pengembangan penyimpanan dan konversi energi, biofuel dan bioenergy, data besar dan AI dalam sistem energi, serta teknologi transisi energi yang unik untuk negara kepulauan.

2. Teknologi Lingkungan dan Air Berkelanjutan (Sustainable Environment and Water Technology/SEWT)

Teknologi lingkungan dan air yang berkelanjutan (SEWT) adalah platform kolaborasi penelitian multidisiplin yang dirancang untuk memberikan solusi atas meningkatnya ancaman dalam kerusakan lingkungan dan masalah air.

SEWT diharapkan mempertemukan para pakar dan peneliti UI dan NTU di beberapa bidang, antara lain bahan untuk pemurnian air dan desalinasi, pelestarian lingkungan, bioteknologi dan bioproses untuk industri hijau, produk laut dan pesisir, serta blue economy.

3. Pengelolaan dan Teknologi Perkotaan Berkelanjutan dan Sehat (Sustainable and Healthy Urban Management and Technology/SHUMT)

SHUMT bertujuan untuk mengembangkan solusi atas tantangan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan sehat.

SHUMT diharapkan menjadi wadah bagi para pakar dan peneliti untuk melakukan kajian pada topik smart city, arsitektur hijau dan infrastruktur berkelanjutan, sistem dan mekanisme kesehatan perkotaan, serta data besar dan AI dalam pembangunan perkotaan.

NTU Singapore Ungkap Kolaborasi Triple Helix
Sementara itu, Senior Vice President Research NTU, Professor Lam Khin Young, mengatakan, kerja sama ini menjelaskan bahwa perlunya transformasi penelitian dan inovasi melalui model kolaborasi triple helix antara badan publik, universitas, dan industri.

Badan publik berkontribusi pada pendanaan modal, dukungan strategis, dan konteks ekonomi. Universitas berkontribusi pada peneliti khusus, fasilitas penelitian, dan penelitian tanpa risiko.

Baca juga: Universitas Asal Inggris & Austrasia Buka Cabang di Indonesia, Bakal Ada 3 Fakultas
Sementara, industri berkontribusi pada pengetahuan produk, pendanaan, dan masalah yang relevan.

“Kolaborasi triple helix dilakukan agar visi kemitraan ini dapat tercapai, yaitu menjadi pusat pendidikan dan penelitian kelas dunia di Indonesia, serta menjadi katalisator kerja sama antara universitas, lembaga penelitian, industri, usaha kecil dan menengah dari Singapura dan Indonesia,” tutur Prof. Lam Khin Young.

sumber : detik.com